BUKAN TAKEOVER, TAPI CARI PARTNER SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA
BUKAN TAKEOVER, TAPI CARI PARTNER
Masa depan Newcastle United mulai diragukan. Pemilik klub yang bermarkas di St James Park, Mike Ashley dengan terbuka memberikan sinyal tak mampu mengelola atau menjalankan The Magpies sendirian. Pernyataan taipan Inggris berusia 45 tahun ke muka publik ini terkait gencarnya spekulasi takeover yang berkembang di media massa dalam beberapa pekan terakhir.
Awalnya, Ashley dikait-kaitkan dengan satu perusahaan investasi yang berbasis di New York, AS, InterMedia Partners }. Setelah Chairman Klub Chris Mort menyampaikan penolakannya, isu takeover muncul kembali.
Kali ini, Ashley dihubung-hubungkan dengan “gembong teroris” Black September, Osama bin Laden. Adik tiri Osama, Bakr bin Laden adalah Chief Executive Saudi Binladen Group , yang disebut-sebut serius menimbang untuk mengakuisisi saham Ashley sebesar 30 juta pound }.
Menyikapi gencarnya isu tersebut, Ashley angkat bicara. Ashley membantah jika setelah setahun menjadi pemilik klub ia bakal melego sahamnya di St James Park. Pendek kata, Ashley tidak akan melakukan takeover, melainkan mencari partner. “Itu sama sekali tidak benar. Yang saya ingin katakan adalah saya berkenan mencari partner di Newcastle. Sebab, sangat mahal posisi yang saya tempati,” tegas Ashley seperti yang dikutip The Independent.
Belum jelas format partnership seperti apa yang diinginkan Ashley. Yang jelas, taipan yang diklaim Sunday Times pada 2007 lalu mempunyai jumlah kekayaan sebesar 1,9 miliar pound atau sekitar Rp 35 triliun itu menolak opsi Bin Laden.
“Saya pikir, awalnya saya akan mencari orang-orang yang berada di Newcastle, bukan dari gua di Afghanistan ,” tandasnya. Namun, juru bicara SBG berpendapat lain. “Sekarang memang kami tidak mempunyai minat di Newcastle. Tapi, mungkin saja itu terjadi di masa yang akan datang, enam bulan ke muka, misalnya.”
Tentunya, pengakuan Ashley itu bakal membuat wajah manajer tim, Kevin Keegan cemberut. Bisa jadi harapan Keegan mendapat bujet cukup besar, 50 juta pound, untuk berbelanja pemain baru di bursa transfer musim panas ini tak kesampaian.
Diyakini kesulitan finansial yang dialami Ashley sangat erat hubungannya dengan kerugian besar yang diderita perusahaannya, Sports Direct di tahun lalu. Salah satu faktor utama kerugian yang diderita Sports Direct adalah kegagalan Timnas Inggris melaju ke putaran final Euro 2008. Penjualan kostum The Three Lions pun melorot jauh dari prakiraan semula.
Untuk menekan ongkos operasional, Ashley memberlakukan pola ‘pengetatan ikat pinggang’ dalam hal struktur gaji para pemain dan menaikkan harga tiket bagi pemegang karcis terusan semusim di St James Park.
sumber Bukan Takeover, Tapi Cari Partner : LiputanBola.Com
BUKAN TAKEOVER, TAPI CARI PARTNER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar