Minggu, 03 Agustus 2008

Gerrard: Kami Terlalu Percaya Diri Seputar Berita Dunia Sepak Bola

GERRARD: KAMI TERLALU PERCAYA DIRI


Bagi publik Inggris, kegagalan David Beckham dkk di PD 2006 lalu tak gampang untuk dilupakan. Wajarlah, sebab menjelang berlangsungnya ajang sepakbola terbesar di dunia itu, Timnas Inggris santer terdengar begitu diunggulkan untuk tampil sebagai juara.

Bahkan, media massa Inggris ramai-ramai menulis, inilah saatnya bagi Beckham dkk untuk mengulangi kejayaan Bobby Moore dkk di PD 1966. Komposisi pasukan yang saat itu dilatih Sven-Goran Eriksson disebut-sebut sebagai golden generation alias generasi emas yang mungkin tidak akan terulang kembali dalam puluhan tahun.

Menurut Steven Gerrard, itulah titik pangkal kegagalan timnya di Jerman. Dalam autobiografinya yang baru dirilis News of The World, kapten Liverpool itu mengakui status tim favorit dan kandidat juara itu membuat skuad terlalu percaya diri. Padahal, "Kami tidaklah sebagus apa yang kami kira," kata Gerrard. Adanya klaim itu, tambah Gerrard, membuat tekanan bagi tim bertambah. "Kami selalu direcoki bahwa kamilah tim terbaik. Itu kesalahan besar. Sangat bodoh," ujarnya. Karena itu, "Dalam turnamen mendatang, kami harus dapat bersikap rendah hati." tegas Gerrard.

Di mata pemain kelahiran Merseyside berusia 26 tahun itu, semua personil tim bertanggung jawab atas kegagalan Inggris. "Saya berbicara dengan rekan-rekan. Dan tidak satu pun yang mengaku telah berbuat yang terbaik bagi timnya. Kami gagal karena ulah kami sendiri," kata Gerrard.

Gelandang menyerang asli produk Liverpool itu juga merasa heran dengan kegagalan timnya saat bertanding melawan Portugal di babak perempat final PD 2006 lalu. "Kami tidak mampu menyelesaikan sejumlah peluang yang kami dapat," kata Gerrard. Lagipula, tambahnya, "Kami benar-benar jelek saat mengambil tendangan penalti." Seperti diketahui, dari empat algojo The Three Lions yang berkesempatan mengambil tendangan dari jarak 11 meter itu, hanya Owen Hargreaves yang mampu mengelabui kiper Ricardo. Yang lain gagal, termasuk Gerrard sendiri. Padahal, "Setiap hari dalam enam minggu kami selalu berlatih ," ujarnya.

Selain "mengutuk" diri sendiri, Gerarrd pun mengecam kebijakan pelatih Sven-Goran Eriksson yang terkesan bermain aman, hanya membawa empat penyerang, termasuk bintang muda Arsenal yang baru berusia 16 tahun, Theo Walcott. "Dalam turnamen sebesar Piala Dunia, seharusnya kami membawa lima orang striker. Yaitu Wayne Rooney dan striker lainnya. Itu jumlah minimum," kata Gerrard.

Walcott? "Terus terang, saya kaget juga mendengar Walcott masuk dalam skuad. Ia memang punya masa depan yang cerah. Tapi, tak logis untuk membawa pemain yang belum cukup matang seperti Walcott ke Jerman," kata Gerrard. "Kebijakan Eriksson yang membawa seorang pemain yang belum pernah tampil di Liga Premier ataupun partai internasional benar-benar merupakan perjudian yang sangat besar," tandas Gerrard.

Dalam autobiografinya itu, Gerrard sempat menyinggung rencana masa depannya. "Saya akan kembali berjuang bersama McClaren di timnas. Saya pun ingin mempersembahkan sejumlah trofi lagi bagi Benitez dan Liverpool," kata Gerrard. Dan, "Satu hari nanti saya ingin menjadi pelatih Liverpool," tambahnya.

sumber Gerrard: Kami Terlalu Percaya Diri : LiputanBola.Com
GERRARD: KAMI TERLALU PERCAYA DIRI

Magath Ditawari Puerto Riko Seputar Berita Dunia Sepak Bola

MAGATH DITAWARI PUERTO RIKO SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

MAGATH DITAWARI PUERTO RIKO

Pelatih klub Bayern Munich, Felix Magath mendapatkan tawaran untuk menjadi pelatih Timnas Puerto Riko. Negara Amerika Tengah itu membutuhkan tenaga Magath untuk meloloskan ambisi mereka berlaga di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Pemilihan Magath itu memang bukan asal tunjuk. Magath dinilai sangat berpengalaman dalam melatih klub sebesar Bayern Munich. Selain itu, Magath sendiri juga mempunyai ikatan batin dengan Poerto Riko karena ia masih mempunyai ikatan darah dengan negerinya Ricky Martin itu.

"Saya memang ditawari Puerto Riko," kata Magath kepada majalah Fokus. "Presiden Federasi Sepakbola Puerto Riko yang menanyakan langsung kepada saya, apakah saya mau bekerja sebagai direktur tim untuk membangun timnas menuju Piala Dunia 2010."

"Tetapi saya belum memberikan keputusan," kata pelatih berusia 53 tahun itu, "Saya mempunyai hubungan khusus dengan negara itu, dan pernah tinggal di sana. Jadi sulit untuk menolak tawaran ini. Oleh karenanya saya meminta waktu beberapa bulan untuk memikirkannya terlebih dahulu."

Selain itu, mantan pemain Hamburger SV tahun 1976 hingga 1986 itu masih mempunyai ikatan kontrak dengan Bayern hingga Juni 2008 nanti, dan ia sama sekali belum membicarakan tawaran itu kepada klub. Masalahnya, Puerto Riko sudah sangat membutuhkan tenaganya untuk menghadapi Copa Amerika yang bakal segera digelar.

Tetapi Magath memberi alasan logis. "Jika alasannya adalah untuk Piala Dunia, hal itu masih ada waktu. Kualifikasi Piala Dunia kan baru dilaksanakan tahun 2008, tepat ketika saya menghabiskan kontrak dengan Bayern. Jadi saya pikir tawaran itu bisa diterima dengan syarat saya menghabiskan kontrak saya dahulu dengan Bayern. Soal Copa Amerika, mereka bisa mencari pelatih lain terlebih dahyulu."

sumber Magath Ditawari Puerto Riko : LiputanBola.Com
MAGATH DITAWARI PUERTO RIKO

Elizondo Kritisi Sikap Rooney Seputar Berita Dunia Sepak Bola

ELIZONDO KRITISI SIKAP ROONEY SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

ELIZONDO KRITISI SIKAP ROONEY


Siapa wasit terbaik di PD 2006? Sosok yang pantas menyandang predikat tersebut adalah Horacio Elizondo. Wasit asal Argentina yang berusia 43 tahun itu mendapat kehormatan dari FIFA untuk menjadi pelakon utama di dua partai bergengsi: partai pembukaan dan partai final. Jumlah partai yang dipimpin Elizondo, lima pertandingan, hanya disamai wasit Benito Archundia asal Meksiko.

Ketegasan Elizondo dalam menunaikan tugasnya di lapangan ditunjukkan saat ia memimpin partai penuh emosi antara Inggris vs Portugal di babak perempat final 1Juli lalu, dan partai pamungkas antara Italia vs Prancis.

Selain keputusannya yang mengeluarkan Zinedine Zidane akibat ulahnya yang menanduk Marco Materazzi di Olympiastadion, Berlin, 9 Juli lalu, mendapat perhatian publik sepakbola dan FIFA, sebelumnya Elizondo telah menjadi "musuh" bagi para pendukung Inggris. Keputusannya mengeluarkan Wayne Rooney yang dianggap Elizondo menginjakkan kakinya dengan sengaja kepada Ricarco Carvalho, dituding sebagai biang keladi kegagalan The Three Lions.

Seusai partai tersebut, kepada majalah FourFourTwo, Elizondo menegaskan keputusannya untuk mengeluarkan kartu merah kepada Rooney, bukan disebabkan atas adanya desakan atau hasutan dari rekan Rooney di MU, Cristiano Ronaldo. Tapi, di mata Elizondo, tindakan "injak kaki" ala Rooney itu sangat pantas diganjar kartu merah. Seperti diketahui, FIFA akhirnya menghukum Rooney dengan dua kali larangan tampil di pentas internasional dan mendapat denda 5 ribu franc Swiss atau kira-kira Rp 36 juta.

Kini, hampir sebulan berselang, Elizondo kembali membuat pernyataan terkait "tragedi" di Gelsenkirchen itu, dan menyerang sikap atau tindak tanduk yang dilakukan Rooney. "Dia selalu mengeluh dan merengek setiap saat. Apa yang dilakukannya hanya memprotes setiap apa yang saya putuskan. Jadi, ulah Rooney sama persis dengan anak saya," kata Elizondo.

Selain mengkritik sikap Rooney itu, Elizondo pun mengklaim, bahwasanya pelatih Timnas Inggris Sven-Goran Eriksson menghampirinya seusai pertandingan. "Ia datang untuk menyampaikan ucapan selamat. Saya sangat menghargai apa yang Eriksson lakukan," kata Elizondo. Lantas, tambah Elizondo, "Beberapa saat kemudian kami pun bercakap-cakap dan Eriksson pun menyebutkan insiden kartu merah tersebut. 'Rooney memang menginjakkan kakinya kepada Carvalho, iya toh?' tanya Eriksson.

Menurut Elizondo, saat itu Eriksson tampak geram dengan tindakan Rooney tersebut. "Saya ingat dengan apa yang diucapkan Eriksson saat itu. Saya tidak dapat mengerti mengapa seorang pemain profesional dapat bertindak seperti itu," kata Elizondo menirukan ucapan Eriksson. Lalu, "Ia pun pergi," tambah Elizondo.


sumber Elizondo Kritisi Sikap Rooney : LiputanBola.Com
ELIZONDO KRITISI SIKAP ROONEY

Lampard: Eriksson Salah tak Bawa Defoe Seputar Berita Dunia Sepak Bola

LAMPARD: ERIKSSON SALAH TAK BAWA DEFOE


Berlibur setelah Piala Dunia ternyata memang dimanfaatkan banyak pemain dunia untuk benar-benar menikmati waktu yang tak banyak itu. Saat berlibur, mereka biasanya enggan untuk membicarakan apapun tentang sepakbola, baik itu soal Piala Dunia, atau soal masa depannya di klub.

Begitupun dengan gelandang Inggris yang juga pemain Chelesa, Frank Lampard. Setelah pulang dari liburan, barulah Lampard yang dijagokan untuk menjadi pengganti David Beckham sebagai kapten The Three Lions mau buka suara soal kegagalan timnya di Piala Dunia.

Menurut pemain 28 tahun itu, kesalahan yang dilakukan mantan pelatih Inggris Sven-Goran Eriksson di Piala Dunia adalah saat ia memulangkan Jermain Defoe dari Jerman. Seperti diketahui, Erikson hanya membawa empat striker ke Jerman, Michael Owen, Wayne Rooney, Peter Crouch, dan pemain muda Theo Walcott. Padahal, saat itu Eriksson tahu, dua pemain pilihan utamanya, Owen dan Rooney sedang bermasalah dengan cedera sehingga sangat riskan kehilangan salah satu atau keduanya .

Defoe sebenarnya sudah dibawa dalam pasukan Inggris ke Jerman beberapa hari sebelum Puala Dunia dimulai. Tetapi status pemain Tottenham Hotspurs itu hanya sebagai pemain cadangan jika Rooney tak sembuh dari cederanya. Dan belakangan Rooney dinyatakan pulih dan Defoe-pun dipulangkan.

"Pertanyaannya selalu, kenapa kami tidak membawa lima striker ketika kami tahu ada dua pemain depan kami yang pergi ke turnamen dalam keadaan tengah cedera," kata Lampard. "Secara pribadi, saya menginginkan Jermain masuk. Saya mengenalnya dengan baik saat bermain bersama di West Ham. Ia adalah pencetak gol yang sangat alami."

Kritik kepada Eriksson memang selalu terarah soal itu. Apalagi belakang terbukti, saat Michael Owen cedera, Inggris hanya memiliki dua striker berpengalaman, Crouch dan Rooney, ditambah dengan Walcott yang sama sekali berlum pernah tampil di kompetisi kelas atas seperti itu.

"Saya harap, McClaren, tidak mengulangi kesalahan serupa," tambah Lampard. "Kami punya banyak pilihan pemain di setiap lini, sehingga tak perlu lagi mengandalkan pada satu atau dua pemain saja."

sumber Lampard: Eriksson Salah tak Bawa Defoe : LiputanBola.Com
LAMPARD: ERIKSSON SALAH TAK BAWA DEFOE

Messi: Saya tak Nonton Final! Seputar Berita Dunia Sepak Bola

MESSI: SAYA TAK NONTON FINAL!

Lama tak terdengar kabarnya, sejak Tim Tango harus pulang lebih awal dari Jerman gara-gara dikalahkan tuan rumah di babak perempat final, Lionel Messi baru mengeluarkan pernyataan kembali. Pemain muda milik Barcelona itu menyatakan, ia sama sekali tak menonton pertandingan Piala Dunia lagi, sejak timnya kalah dan harus pulang lebih cepat.

"Setelah dikalahkan Jerman, saya tak lagi menyaksikan pertandingan Piala Dunia yang lain," kata pemain kelaihiran 24 Juni 1987 itu kepada televisi setempat. "Karenanya, saya sama sekali tidak tahu apa yang terjadi setelah itu. Final saja saya tidak nonton, kok…" katanya enteng.

Pernyataan Messi ini memang terlihat seperti sebuah keputusasaan. Apalagi sorotan publik Argentina atas kekalahan timnya itu adalah disebabkan karena pelatih Argentina, Jose Pekerman tak memberinya kesempatan bermain lebih lama dan lebih banyak bagi pemain yang dipanggil Flea oleh kawan-kawannya itu. Selama di Jerman, gelandang serang bertenaga yang sempat diragukan bisa tampil karena cedera itu, lebih banyak duduk di bangku cadangan. Ia bahkan tak diturunkan sama sekali saat melawan Jerman, padahal saat itu posisi sudah sangat krusial karena kedudukan imbang 1-1.

Messi yang sempat ikut dalam pesta 'penggundulan' Serbia Montenegro 6-0, sebenarnya tampil meyakinkan, dan cederanya sama sekali tak terlihat mengganggu. Tetapi Pekerman lebih memilih menurunkan pemain-pemain gaek seperti Hernan Crespo di lini depan, ketimbang pemain-pemain muda seperti Messi dan Carlos Tevez.

"Jangan tanyakan hal itu kepada saya. Ada 23 pemain yang luar biasa yang harus dipilih oleh pelatih," jawab Messi ketika ditanya soal itu, "Jadi, tanyakan kepada Pekerman, kenapa saya tidak dimainkan lebih banyak."

Tetapi Messi mengaku tak mempunyai masalah dengan Pekerman yang baru-baru ini mengundurkan diri dari bangku kepelatihannya. "Saya tidak mempunyai masalah dengan Pekerman. Ia membawa saya ke Piala Dunia, dan memberi kesempatan saya untuk melakukan debut. Ia adalah pelatih yang baik dalam memimpin sebuah tim. Saya sedih dia tidak melanjutkan pekerjaannya itu."

Tetapi bagaimanapun, Messi mengaku Piala Dunia 2006 memberinya banyak pengalaman berharga. "Saya bermain untuk Piala Dunia pertama saya. Saya melakukan debut pada usia 18 tahun. Secara pribadi, itu sangat bagi buat saya. Soal kenapa saya tidak dimainkan lebih sering, itu bukan urusan saya."

"Piala Dunia memang aneh, karena sebuah tim yang baik harus terlempar keluar. Argentina tereliminasi ketika kami sedang memainkan gaya sepakbola terbaik kami," sesal Messi yang akan segera kembali ke Barcelona untuk bergabung kembali dengan Ronaldinho dan kawan-kawannya yang lain.

sumber Messi: Saya tak Nonton Final! : LiputanBola.Com
MESSI: SAYA TAK NONTON FINAL!

Manchester United Wajib Menang Seputar Berita Dunia Sepak Bola

MANCHESTER UNITED WAJIB MENANG SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

MANCHESTER UNITED WAJIB MENANG



Dalam posisi terpojok dan hanya menang sekali dalam 5 kali pertandingan di Liga Champions. Begitulah posisi Man. United; posisi yang sama sekali tak menunjukkan kelas Manchester United sebagai klub paling wahid di dunia. Bertandang ke kandang Benfica, Estadio da Luz, Man. United harus membawa poin penuh. Hasil seri akan menjadi mimpi buruk bagi kedua tim di Grup D itu jika Villarreal versus Lille pun berakhir seri.


Di atas kertas, banyak pengamat memprediksi Man. United akan kesulitan menghadapi Benfica. Maklum, performa Man. United belakangan ini memang agak kedodoran, terutama setelah kepergian Roy Keane, sang kapten. Benfica sendiri diperkirakan akan tampil agresif dan bersemangat setelah minggu lalu, kesebelasan asuhan Ronald Koeman itu baru menaklukkan Maritimo di Liga Portugal. Benfica pun berniat membalas dendam atas kekalahannya di kandang Man. United pada laga 27 September. Meski berprestasi buruk di Liga Champions, dan tak bernasib baik dalam laga tandang di pertandingan Eropa, Man. United mungkin akan bisa lolos dari lubang jarum jika Wayne Rooney bermain cemerlang di Lisbon. Dan dari track record-nya, Man. United memang sering berhasil lolos dari lubang jarum.


Pertandingan lain yang penting adalah Villarreal melawan Lille. Kekuatan kedua tim cukup seimbang namun Villarreal lebih diunggulkan. Hasil seri lebih menguntungkan Villarreal yang saat ini memimpin Grup D. Tapi Villarreal pasti tak akan bermain lambat di depan pendukungnya, apalagi Lille bernafsu menang untuk bisa maju ke babak 16 besar. Jika Villarreal kalah, bisa jadi Lille dan Man. United yang akan lolos.


Pertandingan di Grup C, Udinese, Werder Bremen, dan Panathinaikos akan berjuang mati-matian untuk bisa mendampingi Barcelona. Hasil seri akan membawa Udinese lolos ke babak 16 besar. Sementara, Werder Bremen dan Panathinaikos berharap Barcelona mampu mengungguli Udinese sehingga laga mereka menjadi berarti.


Grup, E, F, G, dan H sudah menyelesaikan seluruh pertandingan fase pertama Liga Champions pada 6 Desember lalu. Dari serangkaian pertandingan tersebut, cuma pertandingan AC Milan versus Schalke di Grup E yang paling menarik. Laga di stadion San Siro itu menentukan nasib AC Milan dan Schalke untuk maju ke fase 16 besar. Begitu pula pertandingan di Grup H, akan menentukan satu klub di antara Rangers, Artmedia, dan FC Porto untuk  mendampingi Inter Milan ke putaran berikutnya. Sedangkan di grup lain, pemimpin klasemen dan runner up grup sudah ditentukan melalui hasil pertandingan dua minggu lalu.


Pada pertandingan 6 Desember lalu, Milan berhasil mengatasi tekanan Schalke di kandangnya sendiri. Klub Jerman tersebut bermain ngotot dan menciptakan beberapa peluang bagus. Gol Pirlo di menit ke-42 langsung dibalas tuntas oleh Poulsen di menit ke-44. Di babak kedua, permainan Milan semakin agresif. Pemain Brasil, Ricardo Kaka, menghadirkan malapetaka bagi Schalke. Ia mencetak dua gol pada menit 52 dan 60. Lagi-lagi, Schalke memberikan respons dengan cepat. Tendangan bebas Lincoln di menit ke-66 membuat kedudukan menjadi 3-2. Sayang, Schalke tak mampu menambah gol sampai peluit terakhir dibunyikan. Milan lolos ke babak 16 besar didampingi PSV Eindhoven yang berhasil mengalahkan Fenerbahce 2-0.


Jadwal Pertandingan 7 Desember 2005
Grup A
Club Brugge v. Bayern Munchen
Rapid Vienna v. Juventus
Grup B
Arsenal v. Ajax
Sparta Praque v. Thun
Grup C
Udinese v. Barcelona
Werder Bremen v. Panathinaikos
Grup D
Villarreal v. Lille
Benfica v. Man. United


Hasil Pertandingan 6 Desember 2005
Grup E
AC Milan 3-2 Schalke 04
PSV Eindhoven 2-0 Fenerbahce
Grup F
Lyon 2-1 Rosenborg
Olympiakos 2-1 Real Madrid
Grup G
Chelsea 0-0 Liverpool
Real Betis 0-1 Anderlecht
Grup H
Artmedia 0-0 FC Porto
Ranger 1-1 Inter Milan

DAFTAR KLASEMEN LIGA CHAMPIONS

GRUP A KlubPoinMainMSKBayern Munich125401Juventus125401Club Brugge65203Rapid Vienna05005
GRUP BKlubPoinMainMSKArsenal155500Ajax105211FC Thun35104Sparta Praque15014
GRUP CKlubPoinMainMSKBarcelona135410Udinese75212Panathinaikos45113Werder Bremen45113
GRUP DKlubPoinMainMSKVillarreal75140Lille65131Man United65131Benfica55122
GRUP EKlubPoinMainMSKAC Milan116321PSV Eindhoven106312Schalke 0486222Fenerbahce46114
GRUP FKlubPoinMainMSKLyon166510Real Madrid106312Rosenborg46114Olympiakos46114
GRUP GKlubPoinMainMSKLiverpool126330Chelsea116321Real Betis76213Anderlecht361025
GRUP HKlubPoinMainMSKInter Milan136411Rangers76141Artmedia66132FC Porto56123
M=Menang
S=Seri
K=Kalah

sumber Manchester United Wajib Menang : LiputanBola.Com
MANCHESTER UNITED WAJIB MENANG

Kegagalan Iran di Mata Hashemian Seputar Berita Dunia Sepak Bola

KEGAGALAN IRAN DI MATA HASHEMIAN SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

KEGAGALAN IRAN DI MATA HASHEMIAN

Salah satu tim raksasa Asia, Iran, dalam PD 2006 lalu awalnya berharap dapat mencuri satu tempat dari dua tim terbaik dari Grup D yang diisi tim unggulan Meksiko, Portugal, dan tim debutan dari Afrika, Angola.

Setelah gagal menembus putaran final PD 2002 lalu di bawah asuhan Miroslav Blazevic, Iran mulai menunjukkan grafik penampilan yang positif sejak ditangani Branko Ivankovic. Setelah menjuarai Asian Games 2002 dan lolos ke PD 2006, publik Iran meyakini kombinasi pemain tua-muda yang dipilih Ivankovic merupakan komposisi tim terbaik Iran sepanjang masa. Wajarlah, kalau target lolos ke babak 16 besar diusung, meskipun harus bersaing dengan dua tim tangguh, Meksiko dan Portugal.

Namun, kenyataan di lapangan berbanding terbalik dengan harapan semula. Ali Daei dkk hanya mampu meraih satu angka dari tiga pertandingan grup, hasil bermain imbang 1-1 dengan Angola di pertandingan terakhir.

Menurut striker Vahid Hashemian, seperti yang diungkapkannya kepada harian Iran, Sedaye Alman, penampilan mengecewakan timnya di Jerman itu disebabkan dua faktor. "Pertama, problem utama kami di PD 2006 lalu adalah masalah kondisi fisik para pemain. Kondisi fisik tim langsung melorot ketika pertandingan mulai memasuki menit ke-60. Otomatis, kami langsung tertekan dan harus bertahan," kata Hashemian, yang mendapat julukan Helicopter itu.

Menurut penyerang yang tergabung dengan klub Bundesliga, Hanover 96 itu, latihan yang selama ini dijalani tim ternyata tak cukup. "Kondisi fisik kami mungkin cukup untuk pertandingan domestik dan Asian Games, tapi tidak untuk pertandingan di level Piala Dunia," ujarnya. Kurangnya pertandingan pemanasan juga dipandang Hashemian sebagai penyebab terpuruknya mereka di Jerman. "Beberapa tim enggan untuk bertanding melawan kami," kata Hashemian tanpa mau menyebutkan alasan politis di balik penolakan tim-tim tersebut.

Selain faktor fisik, faktor kedua yang menjadi penyebab kegagalan Iran, menurut mantan penyerang Bayern Muenchen, itu adalah faktor kebersamaan tim. "Memang, kami tidak harus atau tidak perlu bersikap sebagai teman di luar lapangan. Tetapi, ketika memasuki lapangan kami seharusnya mampu bersatu padu. Dalam hemat saya, kami tampil seadanya, tidak bermain secara tim dalam arti sebenarnya," kata Hashemian.

Penyerang yang hari Jum'at, 21 Juli, lalu genap berusia 30 tahun itu menolak jika kegagalan Iran di PD 2006 dibebankan kepada Ivankovic seorang. "Saya bukannya mau membela Branko, meskipun ia sendiri telah melakukan kesalahan. Tapi, adalah sikap yang tidak dapat diterima jika menudingnya sebagai biang keladi kegagalan Timnas Iran di Jerman," ujar Hashemian.

sumber Kegagalan Iran di Mata Hashemian : LiputanBola.Com
KEGAGALAN IRAN DI MATA HASHEMIAN

Afsel Siap Selenggarakan PD 2010 Seputar Berita Dunia Sepak Bola

AFSEL SIAP SELENGGARAKAN PD 2010 SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

AFSEL SIAP SELENGGARAKAN PD 2010


Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pada tahun 2010 putaran final PD akan berlangsung di benua Afrika. Afrika Selatan mendapat kehormatan sebagai negara Afrika pertama yang menjadi tuan rumah ajang sepakbola terbesar di muka bumi ini. Sejak pergelaran PD 2006 di Jerman usai, banyak suara sumbang yang meragukan apakah Afsel akan siap dan mampu menjadi tuan rumah tepat pada waktunya terkait masih buruknya sarana transportasi, akomodasi, dan stadion.

Kekhawatiran itu ditepis Danny Jordaan, Kepala Panitia Penyelenggara PD 2010. Menurut Jordan, FIFA telah memberi 10 juta dolar AS kepada Afrika Selatan untuk "membangun" kembali tim nasionalnya, terkait prestasi Afsel yang gagal lolos babak kualifikasi PD 2006 lalu. Afsel pun berharap mantan pelatih Tim Samba, Carlos Alberto Parreira bersedia menangani tim nasional yang secara otomatis akan tampil di putaran final PD 2010.

Selain itu, menurut Jordan, FIFA pun telah memberikan kontribusinya sebesar 10 juta dolar AS untuk pembangunan markas besar Asosiasi Sepakbola Afsel yang baru. Bantuan ini merupakan "uang muka" dari jaminan awal FIFA sebesar 20 juta dolar AS. "Kami rileks saja," kata Jordaan dalam dengar pendapat dengan parlemen yang membahas kerangka kerja Afsel menyonsong PD 2010. "Kami tidak akan melemahkan diri sendiri dengan tindakan-tindakan yang tidak perlu," tambah Jordan menepis kian gencarnya suara sumbang tersebut.

Spekulasi pun menyebut nama Australia sebagai alternatif tuan rumah PD 2010 jika Afsel tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai tuan rumah. Namun, kekhawatiran dan sikap pesimis itu mendapat bantahan keras dari pejabat tinggi FIFA yang sedang berada di Afsel, Michael Palmer. "FIFA sangat yakin dan percaya Afsel dapat mengatasi beragam kesulitan terkait faktor transportasi publik dan akomodasi yang cukup bagi para pengunjung," kata Palmer.

Pemerintah Afsel sendiri telah menyediakan dana sekitar 170 juta dolar AS untuk membangun dan merenovasi 10 stadion dan 1,2 miliar dolar AS lainnya untuk memperbaiki fasilitas transportasi publik, seperti bandar udara, jalan raya dan jalur kereta api.

Menurut Jordaan, pihaknya memprediksi 350 ribu pengunjung dari luar negeri akan mendatangi Afsel selama sebulan penuh penyelenggaraan PD 2006. Jordaan pun optimis, pesta sepakbola itu mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 129 ribu pengangguran dan menghasilkan pajak sebesar 1 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 9,15 triliun.

sumber Afsel Siap Selenggarakan PD 2010 : LiputanBola.Com
AFSEL SIAP SELENGGARAKAN PD 2010

Kolombia Berminat Jadi Tuan Rumah PD 2014 Seputar Berita Dunia Sepak Bola

KOLOMBIA BERMINAT JADI TUAN RUMAH PD 2014 SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

KOLOMBIA BERMINAT JADI TUAN RUMAH PD 2014


Jika mengingat-ingat hajatan sebesar Piala Dunia yang diselenggarakan di Jerman yang baru saja usai, seluruh dunia pastilah terkagum-kagum atas kesuksesannya. Venue yang modern, keamanan yang terjamin, dan hilangnya kecurigaan para wasit bakal membantu habis-habisa tuan rumah seperti yang dituduhkan pada Korea empat tahun silam, adalah salah satu bukti kesuksesan Jerman. Orang mungkin akan mengatakan, jelas karena yang menyelenggarakan adalah sebuah negara maju yang penduduknya rata-rata sudah tak berpikir lagi soal perut.

Setelah itu, hajatan empat tahunan itu akan berpindah ke Afrika Selatan, negara di benua hitam pertama yang akan menjadi tuan rumah pesta berbiaya milyaran dollar AS itu. Menyebut Afrika orang akan langsung teringat akan bencana kelaparan parah yang telah menewaskan ribuan penduduknya, juga perang saudara yang tak pernah berhenti berkecamuk hampir di seluruh pelosok benua.

Tetapi, Afrika Selatan berbeda. Negeri yang pernah porak-poranda karena politik pembedaan warna kulit itu, kini telah menjelma menjadi sebuah negara yang maju –setidaknya untuk ukuran Afrika. Dan bukan tanpa alasan jika FIFA menyetujui negeri paling selatan di Benua Hitam itu untuk menjadi penyelenggara pesta olahraga paling populer di dunia itu.

Presiden Afsel, Tabo Mbeki sudah menepis keraguan akan kemampuan negerinya menjadi penyelenggara. Ia bahkan berjanji akan membenahi seluruh wilayah negaranya 'hanya' untuk sebuah pesta selama sebulan, stadion, bandara, bahkan seluruh sistem transformasi daratnya bakal dibenahi. Hanya satu yang menjadi ganjalan; keamanan! Afsel memang relatif bersih dari perang sudara akhir-akhir ini. Tetapi, kriminalitas jalananlah yang paling dikhawatirkan, karena sudah pasti bakal mengganggu kenyamanan para penonton yang jauh-jauh datang untuk mendukung tim kesayangannya.

Belum lagi pesta itu dimulai, perebutan untuk menjadi tuan rumah berikutnya, kini sudah dimulai. Dan, sebuah tawaran yang mengagetkan datang ke meja para petinggi FIFA, tawaran itu datang dari sebuah negara Amerika Latin, Kolombia! Bayangkan, sebuah negara yang sebagian besar rakyatnya hidup dari pengolahan daun coca dan dicap sebagai penghasil cocain terbesar di dunia termasuk legenda kartel-kartel obat bius yang ganas, kini mencalonkan diri untuk menjadi tempat berkumpulnya jutaan penggila bola dari seluruh dunia!

Keinginan itu tercetus setelah Wakil Presiden Kolombia, Fernando Santos, bertemu dengan Presiden Federasi Sepak Bola Afsel , Nicolas Leoz. Padahal Kolombia sebelumnya pernah menyatakan bahwa federasi sepak bola negaranya, bersama sepuluh negara Amerika Selatan lainnya telah setuju untuk mendukung Brasil sebagai calon berikutnya. Selain itu, Brasil yang gagal meraih kesempatan tahun 2010, hingga kini masih disebut sebagai calon kuat penyelenggara berikutnya.

Keinginan Wapres itu ternyata disambut baik oleh Sang Presiden, Alvaro Uribe, yang langsung menyetujui pendaftaran negaranya sebagai calon penyelenggara. "Tidak mudah untuk melaksanakan hal itu, tetapi segala kemungkinan masih bisa terjadi," kata Santos. "Tetapi saya percaya kami bisa jika kami bekerja keras di semua bidang, toh kompetisi seperti ini juga baik untuk kemajuan negara."

Kolombia memang layak bermimpi untuk itu, maklum, mereka pernah kehilangan kesempatan tahun 1986. Saat itu Kolombia telah ditunjuk untuk menjadi penyelenggara, tetapi dibatalkan oleh FIFA karena dianggap terlalu miskin. Dan kesempatan itu akhirnya diberikan kepada Meksiko. Meski ekonomi Kolombia saat ini semakin membaik, pertanyaannya terbesarnya adalah, apakah penonton mau datang ke sebuah negara yang terlanjur dicap sebagai 'sarang' kriminal? Mungkin saja, waktu delapan tahun bisa mengubah segalanya, toh pemilihannya sendiri baru akan dilakukan tahun 2008 nanti.

"Kami sudah mengalami banyak kemajuan dan perubahan, terutama dalam bidang ekonomi dan keamanan," tandas Presiden Uribe. Percaya?

sumber Kolombia Berminat Jadi Tuan Rumah PD 2014 : LiputanBola.Com
KOLOMBIA BERMINAT JADI TUAN RUMAH PD 2014

FIFA Tepis Isu Diskriminasi Seputar Berita Dunia Sepak Bola

FIFA TEPIS ISU DISKRIMINASI SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

FIFA TEPIS ISU DISKRIMINASI


Sehari sesudah Komite Disiplin FIFA melansir hukuman bagi Zinedine Zidane dan Marco Materazzi terkait tindakan kedua pemain saat berlaga di babak final PD 2006 lalu, publik Italia ramai-ramai mengecam keras vonis tersebut. Bahkan, Menteri Olahraga Italia, Giovanna Melandri, menuduh FIFA telah bertindak diskriminasi terhadap Italia.

Namun, beberapa saat setelah "keributan" itu terjadi di Italia, FIFA melansir pernyataan yang pada intinya mendukung penuh keputusan Komite Disiplin tersebut. FIFA bersikeras putusan tersebut telah sesuai dengan aturan yang berlaku sebagaimana dinyatakan dalam Artikel 54.

"Barang siapa yang menghina orang lain dengan cara apapun, terutama dengan melakukan isyarat atau kalimat yang menyerang, ia akan diberi hukuman dilarang bertanding." Demikian pernyataan FIFA merujuk artikel 54 tersebut. "Jika yang melakukan penghinaan itu seorang pemain, maka ia akan dihukum larangan bertanding minimal dua pertandingan; jika yang melakukan penghinaan itu seorang ofisial tim, maka ia akan dihukum tidak boleh mendampingi tim minimal empat partai," tambah aturan tersebut.

Menurut juru bicara FIFA, pihaknya akan terus mengamati setiap kasus yang terjadi di lapangan. "Jika kami memutuskan untuk melakukan investigasi, maka Komite Disiplin akan memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk memberikan keterangan atau pernyataannya, persis seperti apa yang telah kami kerjakan dalam kasus Zidane," kata Andreas Herren seperti yang dikatakannya kepada PA Sport.

Sementara itu, Presiden Federasi Sepakbola Prancis , Jean-Pierre Escalettes mengatakan, pihaknya akan menggunakan aturan FIFA dalam menyikapi insiden serupa yang mungkin timbul di kompetisi domestik, termasuk Ligue 1. "Perhatian saya yang pertama adalah pemain yang menjadi penghasut dihukum dilarang bertanding untuk tim nasionalnya selama dua partai," kata Escalettes. "Materazzi tidak akan naik banding menyikapi vonis tersebut. Dalam menghukum penghasut, FIFA telah membuat preseden , meskipun Zidane sendiri bersalah," ujar Escalettes. "Yang kedua, putusan tersebut mempunyai kesamaan dengan filosofi kami dan dapat digunakan sebagai panduan dasar bagi kami," kata Escalettes.

sumber FIFA Tepis Isu Diskriminasi : LiputanBola.Com
FIFA TEPIS ISU DISKRIMINASI

Italia Kecam Putusan FIFA Seputar Berita Dunia Sepak Bola

ITALIA KECAM PUTUSAN FIFA SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

ITALIA KECAM PUTUSAN FIFA


Hari Kamis kemarin, bertempat di Markas Besar FIFA di Zurich, Swiss, Komite Disiplin FIFA setelah mendengarkan keterangan Zinedine Zidane selama 90 menit–sebelumnya juga mendengarkan keterangan Marco Materazzi, 14 Juli–akhirnya memutuskan menjatuhkan hukuman kepada dua pemain tersebut terkait insiden tandukan kepala di babak final PD 2006 lalu.

Zidane mendapat sanksi larangan bermain selama tiga pertandingan internasional dan denda sebesar 7.500 franc Swiss , sementara Materazzi dijatuhi hukuman larangan tampil sebanyak dua pertandingan internasional dan denda sebesar 5.000 franc Swiss .

Kontan, melihat pemainnya dijatuhi hukuman tersebut, publik Italia meradang dan mengecam keras putusan FIFA. Bahkan, komentar yang terpedas datang dari Menteri Olahraga Italia, Giovanna Melandri yang menuduh FIFA telah berbuat diskriminasi. "Putusan tersebut menunjukkan sikap diskriminasi terhadap Italia," kata Melandri dalam konferensi persnya hari ini di Roma, seperti yang dikutip Reuters.

Media massa Italia yang terkenal galak, tak ketinggalan mencerca keputusan FIFA tersebut. Harian La Stampa, misalnya, menyebut putusan tersebut sebagai "putusan keji dan memalukan". Harian olahraga terkemuka La Gazzetta dello Sport mengangkat putusan FIFA itu dalam berita utamanya dengan mengambil judul "Zidane-Materazzi 3-2, Italia Marah", dan kemudian mengklaim hukuman yang dijatuhkan Komite Disiplin itu "terlalu rendah bagi Zidane". Gazzetta pun memberitakan, bahwasanya "para pemain, pemilik klub, politisi dan para pendukung Tim Azzurri sangat marah dan geram dengan hukuman tersebut".

Nada serupa juga diangkat La Repubblica yang mengatakan, "Tidak ada hukum yang dapat membenarkan tindakan melakukan provokasi dan reaksi berada dalam level yang sama. Dalam kasus Zidane-Materazzi, reaksi dapat menimbulkan kematian dimana korban dapat mengalami kegagalan jantung".

Pejabat tinggi FIGC tak ketinggalan angkat bicara menyikapi putusan FIFA itu. Menurut Komisioner Darurat, Guido Rossi, pihaknya akan menghormati vonis tersebut. Tapi, "Kasus ini tetap terpulang kepada tayangan televisi dan opini publik di seluruh dunia," kata Rossi.

Sementara itu, Presiden Inter Milan, klub dimana Materazzi bermain, Giacinto Facchetti meyakini pemainnya telah mendapat perlakuan kasar. "Saya akan selalu respek dengan FIFA, namun, perlu saya garis bawahi, keputusan tersebut menunjukkan adanya ketidakseimbangan ," kata Facchetti seperti yang dilansir di situs resmi klub.

Mantan kapten Tim Azzurri, Paolo Maldini pun tak ketinggalan menyuarakan pandangannya. "Benar-benar memalukan menghukum seorang pemain hanya gara-gara mengatakan sesuatu," kata Maldini. "Putusan ini adalah untuk pertama kalinya dan itu hanya dapat terjadi karena Materazzi seorang pemain Italia," ujar Maldini.

Dengan jatuhnya hukuman tersebut, maka Materazzi dipastikan akan absen membela Italia dalam pertandingan babak kualifikasi Piala Eropa 2008 Grup B melawan Lithuania, 2 September dan menghadapi Prancis, 6 September.

sumber Italia Kecam Putusan FIFA : LiputanBola.Com
ITALIA KECAM PUTUSAN FIFA

FIFA Hukum Zidane dan Materazzi Seputar Berita Dunia Sepak Bola

FIFA HUKUM ZIDANE DAN MATERAZZI SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

FIFA HUKUM ZIDANE DAN MATERAZZI


Dipimpin Marcel Mathier dari Swiss, Komite Disiplin FIFA, beranggotakan lima orang, yang bersidang hari ini, Kamis, 20 Juli, di Markas Besar FIFA di Zurich, Swiss, memutuskan menjatuhkan hukuman kepada dua pemain yang terlibat insiden tandukan kepala di babak final PD 2006 lalu, yaitu Zinedine Zidane dan Marco Materazzi .

Zidane, kapten tim Prancis yang mendapat kartu merah akibat ulahnya yang menandukkan kepala ke badan Materazzi mendapat sanksi larangan bermain selama tiga pertandingan internasional dan denda sebesar 7.500 franc Swiss . Berhubung Zidane sendiri telah memutuskan pensiun dari lapangan hijau alias gantung sepatu, maka sanksinya berbentuk akademis dan FIFA setuju dengan janji Zidane yang akan melakukan kerja sosial bersama anak-anak dan remaja selama tiga hari sebagai pengganti sanksi tersebut.

Sementara itu, Materazzi pun tak lupa kena getah dari kelakuannya yang melontarkan kata-kata penghinaan dan berulang kali melakukan provokasi terhadap Zidane. FIFA menjatuhkan hukuman larangan tampil sebanyak dua pertandingan internasional kepada Materazzi. Selain itu palang pintu Tim Azzurri itu mendapat denda sebesar 5.000 franc Swiss .

Sebelumnya, menyikapi insiden yang terjadi di babak kedua partai pamungkas babak final PD 2006 yang berlangsung di Olympiastadion, Berlin, 9 Juli lalu, FIFA meminta keterangan atau pernyataan dari kedua pemain secara tertulis. FIFA pun memerintahkan kedua pemain untuk menghadiri hearing yang dilakukan secara face-to-face. Tapi, Materazzi, dengan alasan waktunya bentrok dengan liburan keluarga, menolaknya dan berinisiatif untuk menemui Komite Disiplin, 14 Juli lalu. Zidane sendiri bersedia memenuhi panggilan dengan menghadiri sidang Komite Disiplin selama 90 menit sesaat sebelum keputusan resmi itu dikeluarkan FIFA.

Menurut FIFA, kedua pemain telah sama-sama menyatakan penyesalannya atas kelakuan yang tidak senonoh itu. Namun, "Kedua pemain sama-sama mengaku kata-kata yang terlontar dalam insiden itu hanya bersifat kalimat hinaan belaka. Kedua pemain pun menekankan komentar Materazzi tidak sedikit pun yang mengisyaratkan rasisme," demikian pernyataan resmi FIFA.

Meskipun mendapat hukuman, status gelar Pemain Terbaik Dunia, sampai sejauh ini, masih tetap milik Zidane. Sebelumnya, Presiden FIFA, Sepp Blatter sempat mengisyaratkan akan mencopot gelar tersebut jika Zidane terbukti bersalah. Hal itu, bahkan, tidak dibicarakan dalam sidang, kata Andreas Herren, juru bicara FIFA.

sumber FIFA Hukum Zidane dan Materazzi : LiputanBola.Com
FIFA HUKUM ZIDANE DAN MATERAZZI

Thuram: Materazzi itu Penyakit! Seputar Berita Dunia Sepak Bola

THURAM: MATERAZZI ITU PENYAKIT!

Berlibur di Guadeloupe dan ditunggu komentarnya oleh banyak klub yang menginginkan tandatangannya, Lilian Thuram bukannya membuat pernyataan soal masa depannya. Bek Prancis dan Juventus itu, justru malah membuat pernyataan tentang Materazzi yang membuat koleganya Zinedine Zidane diusir wasit.

"Pemain seperti dia, tak seharusnya dibiarkan ada!" kata Thuram pedas, seperti dikutip Channel4. "Orang-orang yang melakukan provokasi seperti dia, sudah sepatutnya mendapatkan hukuman yang berat!"

"Pemain seperti Materazzi seharusnya tidak pernah dibiarkan ada, karena mereka adalah 'penyakit' dari pertandingan itu, dan memberi kesan yang sangat buruk bagi penyelenggaraan Piala Dunia!" tambah Thuram. "Sayangnya, teman saya jatuh dalam jebakannya. Materazzi jelas-jelas sangat menghina keluarga Zidane dan karenanya saya sangat memahami reaksi Zidane, meski tak seharusnya ia melakukan hal itu."

Pernyataan Thuram itu jelas sangat mengagetkan, mengingat Thuram selama ini dikenal sebagai pemain yang santun. Bahkan semasa muda, pemain berusia 34 tahun ini sempat berniat untuk menjadi pendeta Katolik Roma, sebelum ia menceburkan diri dalam dunia sepakbola.

Thuram juga membantah jika kekalahan timnya dikarenakan oleh dikeluarkannya Zidane dari pertandingan itu. "Saya rasa, keluarnya Zidane bukanlah penyebab kekalahan kami, tetapi hal itu memang mempengaruhi sedikit konsentrasi kami."

Hingga saat ini, Thuram masih bungkam soal ke mana ia akan pergi setelah klub yang dibelanya, Juventus dipastikan bakal terdegradasi ke Serie B. Tawaran kepada Thuram memang tak sedikit, salah satunya, yang paling menarik perhatian Thuram adalah tawaran dari Barcelona.

sumber Thuram: Materazzi itu Penyakit! : LiputanBola.Com
THURAM: MATERAZZI ITU PENYAKIT!

Materazzi Hadapi Hukuman Seputar Berita Dunia Sepak Bola

MATERAZZI HADAPI HUKUMAN SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

MATERAZZI HADAPI HUKUMAN


Marco Materazzi,Stopper Italia yang baru saja dipanggil FIFA sehubungan perseteruannya dengan gelandang Prancis Zinedine Zidane, dikabarkan bakal mendapatkan hukuman dari Komdis FIFA. Sebuah sumber di Italia yang dikutip Channel4 menyebut, Matrix –panggilan Materazzi—kemungkinan bakal dilarang bermain dalam dua pertandingan di level internasional.

Matrix selama ini ditempatkan sebagai 'korban' pada kasus penandukkan Zidane di final Piala Dunia yang baru lalu. Tetapi belakangan Komdis FIFA tampaknya mulai 'membuka mata' atas apa yang terjadi sesungguhnya, terutama soal dugaan Matrix memprovokasi Zizou sehingga pahlawan Prancis itu tersulut emosinya, dan melakukan tindakan 11qazkonyol11qaz itu.

Jika pengakuan Zizou tentang penghinaan yang dilakukan Materazzi terhadap ibu dan saudara perempuannya terbukti –meski Matrix berulangkali menolaknya, bukan tak mungkin, hukuman itu memang bakal dilayangkan pada mantan pemain Everton yang kini bermain Inter Milan itu.

"Saya kehilangan ibu saya pada usia 15 tahun dan hingga saat ini saya masih sedih jika membicarakan beliau," kata Materazzi soal bantahannya menghina ibu Zidane.

Kebenarannya memang masih belum terbukti, tetapi laporan di media-media Italia menyebutkan bahwa Materazzi tetap terancam hukuman dua kali larangan tanding. Jika itu benar-benar terjadi, Matrix dipastikan absen dalam pertandingan penting Gli Azzurri dalam babak kualifikasi Euro 2008, melawan Lithuania. Materazzi juga bakal absen memperkuat timnya dalam sebuah pertandingan 'penuh dendam' dalam ajang yang sama, melawan Prancis!

Bagaimanapun, agen Matrix, Claudio Vigorelli, berharap pertemuan Materazzi dengan Komdis FIFA hari Jumat lalu bisa segera mengakhiri masalah itu. Vigorelli memang tidak menyebutkan apa isi pertemuan itu, tetapi ia memastikan kalau Materazzi takkan dipanggil lagi oleh FIFA karena keterangannya sudah dianggap cukup.

"Marco sangat optimis terhindar dari sanksi, dia memberikan keterangan mengenai apa yang terjadi padanya," kata Vigoreli, "Dan ia takkan kembali ke Zurich untuk menjalani pemeriksaan kedua."

Zidane sendiri, baru akan memberikan keterangannya hari Kamis depan.

sumber Materazzi Hadapi Hukuman : LiputanBola.Com
MATERAZZI HADAPI HUKUMAN

Materazzi Penuhi Panggilan Komisi Disiplin Seputar Berita Dunia Sepak Bola

MATERAZZI PENUHI PANGGILAN KOMISI DISIPLIN SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

MATERAZZI PENUHI PANGGILAN KOMISI DISIPLIN


Hari Kamis, , FIFA menyatakan akan meminta keterangan Materazzi sehubungan pernyataan Zinedine Zidane di Canal Plus, terkait insiden tandukan kepala yang terjadi di babak final PD 2006, 9 Juli lalu. FIFA, dalam hal ini Komisi Disiplin, juga telah menginstruksikan kedua pemain untuk menghadiri hearing tatap muka yang akan berlangsung di Markas Besar FIFA, Zurich, Swiss, 20 Juli mendatang.

Namun, berhubung tanggal tersebut bentrok dengan jadwal Materazzi yang akan berlibur ke Maldives, FIFA mengabulkan permintaan defender Italia itu untuk memajukan jadwal pemanggilan dirinya menjadi hari Jum'at, 14 Juli. Didampingi agennya, Claudio Vigorelli dan pengacaranya yang juga Pejabat Eksekutif Hubungan Internasional Federasi Sepakbola Italia Sergio Di Cesare, di hadapan Komisi Disiplin FIFA, Materazzi memberikan keterangannya terkait insiden tersebut selama kurang lebih satu setengah jam.

"Dia memberikan keterangan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pemberian keterangan tersebut, Materazzi tidak berkewajiban menghadiri tahapan selanjutnya ," kata Vigorelli. "Setelah pertemuan usai, Marco tampak sangat optimis dan percaya segala sesuatunya akan berjalan dengan baik ," imbuh Vigorelli.

Materazzi, bek Inter Milan berusia 32 tahun itu, sebelumnya dengan terbuka mengaku telah menghina Zidane sebelum insiden tersebut terjadi. Tapi, Materazzi menolak kalau ia disebut telah mengucapkan kalimat kotor, dan kasar tentang ibu Zidane dan membuat kata-kata rasis. Jika FIFA memutuskan Materazzi terbukti bersalah karena kalimat "hina" itu, maka Materazzi terancam mendapat hukuman larangan bertanding selama dua pertandingan dan denda sebesar 2.200 poundsterling atau kira-kira sebesar Rp 36 juta. Jika Materazzi terbukti bersikap rasis, hukumannya lebih berat, larangan bertanding dalam lima pertandingan dan denda dua kali lipat atau sebesar 4.400 poundsterling . Akan tetapi, seorang juru bicara FIFA tidak mau berspekulasi tentang hukuman kepada Materazzi tersebut. Sebab, katanya, "Setiap kasus mendapat penanganan yang berbeda sehingga tidak dapat diperbandingkan satu sama lain."

Sebelum mendampingi Materazzi bertemu Komisi Disiplin, kepada BBC Radio Five Live, Vigorelli mengkritik langkah investigasi yang dilakukan FIFA. "Saya pribadi berpendapat, FIFA seharusnya hanya terfokus kepada reaksi 'nyata'," katanya. "Kita semua mencintai sepakbola dan pemain seperti Zidane. Tapi, reaksinya itu benar-benar di luar kewajaran. Apalagi dilakukan di partai besar seperti final Piala Dunia yang juga partai terakhirnya sebagai pesepakbola profesional," tegas Vigorelli.

Vigorelli juga memperingatkan FIFA akan timbulnya preseden sulit dengan menunjuk kasus Francesco Totti yang dihukum tiga pertandingan karena terbukti meludahi pemain Denmark, Christian Poulsen, di Piala Eropa 2004 lalu. "Saya jadi heran, mengapa FIFA tidak melakukan investigasi terhadap Poulsen," katanya.

Dalam kacamata Vigorelli, kasus Totti-Poulsen benar-benar sama dengan kasus Zidane-Materazzi. Jadi, tambah Vigorelli, "Jika FIFA ingin menghukum seorang pemain terkait apa yang diucapkannya di lapangan hijau, maka FIFA benar-benar akan sibuk mengurus hal-hal seperti itu di masa yang akan datang. Sebab, hal yang wajar jika seorang pemain mengomentari kelakuan pemain lainnya dalam satu pertandingan. Apalagi pertandingan itu sendiri berjalan dengan ketat dan penuh nuansa emosi."

sumber Materazzi Penuhi Panggilan Komisi Disiplin : LiputanBola.Com
MATERAZZI PENUHI PANGGILAN KOMISI DISIPLIN

Beda, Pemain Baru Ketiga di ‘Setan Merah’ Seputar Berita Dunia Sepak Bola

BEDA, PEMAIN BARU KETIGA DI 'SETAN MERAH' SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

BEDA, PEMAIN BARU KETIGA DI 'SETAN MERAH'



Langkah restrukturisasi kembali dilakukan klub mantan penguasa Bundesliga, Kaiserslautern. Setelah merekrut Balazs Bobely dan Jon Inge Hoiland, kini giliran defender asal Standard Liege, Mathieu Beda digaet pelatih Wolfgang Wolf.


Hanya meraup 12 angka dari 17 kali pertandingan, hasil tiga kali menang, tiga kali imbang dan 11 kali menderita kekalahan, membuat nasib Kaiserslautern semakin terperosok di jurang dasar klasemen sementara.


Wajarlah selama musim transfer dibuka di bulan Januari ini, pihak manajemen klub terlihat agresif memburu pemain-pemain baru guna memperkuat soliditas tim. Setelah berhasil mendapatkan Balazs Bobely yang direkrut dari Artmedia Bratislava dan pemain bertahan asal Malmo, Swedia, Jon Inge Hoiland, rupanya pelatih Wolfgang Wolf masih butuh tenaga bantuan tambahan.


Pemain ketiga yang dibawa Wolf ke stadion Frizt-Walter adalah pemain bertahan Standard Liege, Mathieu Beda. Tidak disebutkan berapa biaya transfer Beda, namun yang jelas pemain berusia 24 tahun yang pernah bermain di Cannes, Nancy dan Bordeaux itu diikat sampai Juni 2008.


Dengan masuknya tiga pemain tambahan itu, Wolf merasa yakin akan mampu membawa Kaiserslautern keluar dari zona degradasi. "Kami telah membentuk fondasi dasar tim yang dibutuhkan untuk dapat mengangkat kembali posisi tim saat kompetisi Bundesliga dimulai kembali," kata Wolf seperti yang dilansir di situs resmi klubnya. 

sumber Beda, Pemain Baru Ketiga di 'Setan Merah' : LiputanBola.Com
BEDA, PEMAIN BARU KETIGA DI 'SETAN MERAH'

FIFA Panggil Materazzi dan Zidane Seputar Berita Dunia Sepak Bola

FIFA PANGGIL MATERAZZI DAN ZIDANE SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

FIFA PANGGIL MATERAZZI DAN ZIDANE


Pernyataan terbuka Zinedine Zidane terkait insiden tandukan kepalanya di babak final PD 2006 yang disampaikan dalam wawancara eksklusif dengan televisi Prancis, Canal Plus, Rabu kemarin mendapat "sambutan hangat" dari Federasi Sepakbola Internasional .

Organisasi sepakbola tertinggi di dunia itu hari ini, Kamis menyatakan akan meminta keterangan dari kedua pemain. "Sebagai bagian dari proses investigasi, Zinedine Zidane diberikan hak untuk memberikan alasannya tentang tindakannya itu dalam bentuk tertulis yang harus disampaikan kepada kami pada tanggal 18 Juli," demikian pernyataan FIFA. "Sesudah itu, Materazzi akan mendapat lembar kopian dari pernyataan Zidane tersebut sehingga Materazzi dapat memberikan respon atau jawaban," tambah FIFA.

Sebagai tindak lanjut dari pernyataan dalam bentuk tertulis itu, FIFA--dalam hal ini Komite Disiplin--akan mengadakan hearing dengan kedua pemain. "Kedua pemain diperintahkan untuk menghadiri hearing yang dilakukan secara tatap muka yang diadakan Komite Disiplin di Markas Besar FIFA di Zurich, Swiss, pada hari Kamis, 20 Juli," kata FIFA.

Seperti diketahui, dalam pernyataan resminya, Zidane mengatakan tindakannya itu disebabkan provokasi Materazzi yang melontarkan kalimat penghinaan terhadap ibu dan saudara perempuannya. Zidane menolak untuk menyebutkan secara persis apa yang terlontar dari mulut Materazzi saat itu. "Sangat kasar," kata Zidane.

Keterangan Zidane itu berbeda dengan apa yang diutarakan Materazzi saat wawancara dalam pesawat terbang yang membawa pulang timnas Italia ke Roma. "Saya tidak mengatakan dia seorang teroris Islam, dan saya pun tidak mengucapkan kalimat yang menghina ibunya. Sebab, sosok seorang ibu bagi saya sangat suci ," kata Materazzi.

Siapa yang benar? Jawabannya, mungkin, akan terungkap dalam hearing yang dilakukan secara tatap muka pada hari Kamis nanti. Yang pasti, Presiden FIFA, Sepp Blatter mengisyaratkan, organisasi yang dipimpinnya mempunyai kewenangan untuk mencabut gelar Pemain Terbaik di PD 2006 bagi Zidane jika Komite Disiplin memutuskannya bersalah. Satu hal yang justru tidak dikehendaki Materazzi.

sumber FIFA Panggil Materazzi dan Zidane : LiputanBola.Com
FIFA PANGGIL MATERAZZI DAN ZIDANE

Zidane: Materazzi Menghina Keluarga Saya Seputar Berita Dunia Sepak Bola

ZIDANE: MATERAZZI MENGHINA KELUARGA SAYA


Akhirnya, komentar Zinedine Zidane yang ditunggu-tunggu publik sepakbola dunia datang jua. Dalam wawancara eksklusifnya dengan televisi Prancis, Canal Plus, Rabu sore , kapten timnas Prancis itu mengaku tidak tahan dengan provokasi Marco Materazzi yang, menurut pendengarannya, tiga kali melontarkan kalimat yang memaki ibu dan saudara perempuannya. Secara terbuka Zidane menyampaikan permohonan maaf atas perbuatan yang memalukan itu. Tapi, Zidane tidak merasa menyesal dengan apa yang telah dilakukannya terhadap Materazzi.

"Reaksi saya sangat buruk. Untuk itu, saya meminta maaf," kata Zidane. "Saya meminta maaf karena begitu banyak anak-anak yang menyaksikan adegan tersebut. Saya benar-benar untuk itu. Tapi, saya tidak menyesali apa yang telah saya lakukan. Sebab, jika saya menyesalinya berarti apa yang dikatakannya itu benar," tegas Zidane mengomentari tindakan tandukan kepalanya itu yang terjadi sepuluh menit sebelum babak kedua perpanjangan waktu babak final PD 2006 antara Prancis vs Italia berakhir.

Ketika ditanya apakah sebelum pertandingan, terdapat perseteruan di antara mereka berdua, Zidane menampiknya. "Tidak ada ketegangan antara saya dan Materazzi sebelum atau ketika pertandingan berlangsung," katanya. Lantas, "Dia memegang kaus saya dan saya pun menyuruhnya untuk berhenti melakukannya. Saya katakan kepadanya, jika menginginkan kaos saya, maka saya akan memberikan kepadanya ketika pertandingan telah usai," kata Zidane.

Pemain Terbaik PD 2006 versi para jurnalis itu menolak untuk mengatakan secara terus terang dan detail apa yang sebenarnya dikatakan Materazzi. "Ia melontarkan kalimat kasar kepada saya. Itu terjadi beberapa kali. Saya meninggalkannya dan kemudian saya berbalik mendekatinya. Lalu, segalanya pun berjalan begitu cepat. Kata-kata yang ia ungkapkan memang terkait dengan ibu dan saudara perempuan saya," aku Zidane.

Zidane mengaku tidak tahan dengan kelakuan Materazzi yang melontarkan kalimat penghinaan itu sebanyak tiga kali. "Sekali makiannya terdengar saya masih bisa tahan. Lalu, kedua kali, dan saat ketiga kali itulah saya tidak mampu mengendalikan emosi saya," terang Zidane. "Saya seorang laki-laki dan kadang perkataan itu lebih keras daripada perbuatan. Saya rasa saya lebih baik dipukul sampai jatuh daripada mendengar makian itu," tegasnya.

Setelah berunding dengan ofisial keempat Luis Medina Cantalejo , wasit Horacio Elizondo dari Argentina tanpa basa-basi langsung mengeluarkan kartu merah kepada Zidane atas tindakannya itu. "Saya mencoba menjelaskannya kepada wasit, bahwa saya telah diprovokasi. Tapi, saya tahu benar tindakan saya itu tidak dapat dimaafkan," kata Zidane.

Ketika disinggung tentang upaya investigasi yang kini sedang dilakukan FIFA terkait insiden tersebut, Zidane mengaku tidak gentar dan siap untuk memberi keterangan guna membela harga dirinya. "Saya akan pergi dan akan saya katakan seperti yang saya jelaskan saat ini," kata Zidane. "Reaksi seperti itu pasti ada hukumannya. Tapi, tidak mungkin ada reaksi jika tidak ada provokasi. Orang yang bersalah adalah orang yang melakukan provokasi," kilah Zidane. "Sesuatu yang sangat buruk yang menyebabkan saya bereaksi seperti itu. Apakah Anda percaya 10 menit sebelum karir saya berakhir saya berbuat tindakan buruk seperti itu? Provokasi Materazzi sangat, sangat serius," tegas Zidane.

Insiden tersebut membuat cerita indah karir Zidane berakhir dengan kepedihan. Tapi, Zidane bersikukuh ia tidak akan menjilat ludah tentang keputusannya untuk gantung sepatu seusai PD 2006. "Saya telah membuat keputusan seperti itu dan saya tidak akan membatalkannya. Saya tidak akan bermain sepakbola lagi. Itu pasti," katanya.

Sementara itu, Materazzi memberi komentarnya tentang insiden tersebut. "Saya tidak berniat menyinggung masalah agama, politik atau rasis," kata Materazzi. "Saya tidak memaki dan menghina ibunya. Saya kehilangan ibu ketika saya masih berumur 15 tahun dan sampai sekarang pun saya masih terbawa emosi jika membicarakannya," kata defender Italia yang menjebol gawang Prancis 12 menit sesudah gol Zidane. "Jujur saja, saya tidak tahu ibunya dilarikan ke rumah sakit saat partai final tersebut. Saya berharap keadaannya bisa membaik. Zidane tetap merupakan pahlawan bagi saya dan saya selalu mengaguminya," ujar Materazzi.

sumber Zidane: Materazzi Menghina Keluarga Saya : LiputanBola.Com
ZIDANE: MATERAZZI MENGHINA KELUARGA SAYA

Gelar Zidane Terancam Dicopot Seputar Berita Dunia Sepak Bola

GELAR ZIDANE TERANCAM DICOPOT SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

GELAR ZIDANE TERANCAM DICOPOT


Insiden tandukan kepala yang dilakukan Zinedine Zidane terhadap Marco
Materazzi benar-benar menyita perhatian pencinta sepakbola di seluruh
dunia. Tindakan kasar dan sangat memalukan itu ternyata berbanding
terbalik dengan hasil voting para jurnalis yang justru menetapkan kapten Tim Prancis itu sebagai Pemain Terbaik PD 2006.

FIFA
merasa "kecolongan" dan menginstruksikan Komite Disiplin melakukan
penyelidikan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi saat
insiden itu berlangsung. Sesuai aturan yang berlaku, FIFA memang berhak
untuk mencopot gelar yang diraih seorang pemain jika yang bersangkutan
terbukti bersalah: melakukan tindakan atau kelakuan yang bertentangan
dengan etika dan kaidah olahraga.

Tak heran, jika dalam wawancaranya dengan harian terkemuka Italia, La Repubblica,
Presiden FIFA, Sepp Blatter mengisyaratkan pencopotan gelar Pemain
Terbaik yang disandang Zidane jika hasil investigasi menunjukkan bukti
ia bersalah. "Komite Eksekutif FIFA mempunyai hak dan
kewajiban untuk mengintervensi keputusan tersebut," kata
Blatter. Tapi, "Sebelum bertindak, kami akan menunggu hasil
penyelidikan. Sebab, "Asas praduga tak bersalah tetap merupakan prinsip
dasar bagi kami," imbuhnya.

Blatter mengaku sangat sedih melihat
tindakan yang dilakukan Zidane dalam babak final PD 2006 itu. "Saya
telah lama mengenal Zidane. Melihat tindakannya seperti itu memang
menyedihkan rasanya, bagi saya, bagi Zidane sendiri, dan sikap
sportivitas ," kata Blatter.

Ketika menjelang acara pengalungan medali, Blatter juga mengaku telah diberi tahu pejabat Federasi Sepakbola Prancis , bahwa Zidane tidak akan naik ke pentas untuk menerima medali. "Saya diberi tahu, bahwasanya dia benar-benar sedih. Saya tidak melihatnya sesudah pertandingan berakhir," kata Blatter. "Saya pun mendapat kabar, sebenarnya FFF telah meminta Zidane untuk mau menerima medali. Zidane tidak mau, sebab, ia menganggap tidak pantas untuk mendapatkannya ," imbuh Blatter.


sumber Gelar Zidane Terancam Dicopot : LiputanBola.Com
GELAR ZIDANE TERANCAM DICOPOT

Lippi Akhirnya Mundur Seputar Berita Dunia Sepak Bola

LIPPI AKHIRNYA MUNDUR SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

LIPPI AKHIRNYA MUNDUR


Marcello Lippi akhirnya menyatakan mundur sebagai pelatih Timnas Italia. Demikian pernyataan resmi federasi sepakbola Italia pada 12 Juli. Keputusan Lippi itu sebetulnya sudah tersirat sejak ia tidak menghadiri rapat dengan Komisioner FIGC, Guido Rossi dan Wakil Presiden FIGC, Giancarlo Abete, 11 Juli kemarin.

Di akhir pengalaman profesional yang luar biasa dan berada bersama sekelompok pemain yang luar biasa dan dengan staf yang berkualitas terbaik, saya menyatakan peran saya sebagai pelatih Timnas Italia berakhir, demikian pernyataan Lippi kepada FIGC.

Sebelum ini saya telah menyatakan keinginan saya mundur kepada FIGC di akhir masa kontrak. Saya berterima kasih kepada FIGC yang telah menunjukkan keyakinan mereka kepada saya selama 2 tahun ini yang akhirnya memberikan hasil yang akan tercatat dalam sejarah dan dalam hati segenap pecinta sepakbola Italia.

Lippi yang mengambil alih jabatan pelatih Timnas Italia dari Giovanni Trapattoni pada 2004, sebetulnya berjuang bersama skuad Italia tanpa dukungan FIGC. Ia mendapat serangkaian kritik dan permintaan mundur akibat calciopoli Serie A namun FIGC tidak memberinya dukungan yang memadai. Meski begitu, Lippi dan skuadnya terus melaju sehingga bisa meraih trofi Piala Dunia 2006.

Sepeninggal Lippi, FIGC harus segera mencari pelatih baru. Ada 4 kandidat yang mungkin cocok: Roberto Donadoni, Alberto Zaccheroni, Claudio Gentile dan Gianluca Vialli. Gentile, pelatih Timnas U-21 tampaknya kandidat terkuat.

sumber Lippi Akhirnya Mundur : LiputanBola.Com
LIPPI AKHIRNYA MUNDUR

Klinsmann Letakkan Jabatan Seputar Berita Dunia Sepak Bola

KLINSMANN LETAKKAN JABATAN SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

KLINSMANN LETAKKAN JABATAN


Keputusan Klinsmann untuk tidak melanjutkan melatih skuad Jerman cukup mengejutkan banyak pihak. Maklum, babak kualifikasi Piala Eropa 2008 akan dimulai September nanti dan publik sepakbola Jerman sangat berharap kepada Klinsmann. Gerhard Mayer-Vorfelder, teman baik Klinsmann yang juga Co-President DFB, asosiasi sepakbola Jerman menyesalkan keputusan Klinsmann. Tapi kami bisa menerima hal itu, kata Mayer-Vorfelder.

Awalnya, ketika Jurgen Klinsmann ditunjuk menjadi pelatih Tim Panser menggantikan Rudi Voller, 26 Juli 2004, publik Jerman sangat tidak yakin mantan striker Tottenham Hotspur yang berjuluk Golden Bomber itu mampu membawa Nationalmannschaft berprestasi di PD 2006. Maka, ketika Ballack dkk tampil gemilang di ajang PD 2006, publik Jerman terperangah. Decak kagum dan kata pujian berhamburan.

Prestasi terbaik Klinsmann sebetulnya bukan perolehan medali perunggu . Ia lebih dipuji sebagai pelatih yang berhasil membawa jiwa baru bagi skuad Jerman. Tim Panser yang dulu bermain text book dan kaku selayaknya panser telah berubah menjadi dinamis dan kreatif. Klinsmann pun berhasil mematangkan para pemain muda Jerman. Perubahan gaya dan pemilihan itu pula yang awalnya menjadi sumber kritik terhadap Klinsmann selain masalah keengganannya meninggalkan California, rumahnya di Amerika Serikat, dan menetap di Jerman.

Hari Rabu, 12 Juli, harian terlaris di Jerman, Bild, dan Sueddeutsche Zeitung melansir berita yang menyatakan Klinsmann memutuskan untuk meletakkan jabatannya sebagai pelatih tim nasional. Menurut kedua harian tersebut, Theo Zwanziger dan Manajer Tim Panser, Oliver Bierhoff, menyampaikan pernyataan Klinsmann kepada Wakil Presiden DFB bahwa Klinsmann tidak akan memperpanjang masa kontraknya bersama timnas. Posisi Klinsmann tampaknya akan diisi asistennya, Joachim Loew.

Keputusan pengunduran diri Klinsmann tersebut tentunya akan membuat publik Jerman kecewa. Dalam satu jajak pendapat, 93 persen dari responden menghendaki Klinsmann tetap melanjutkan pekerjaannya. Begitu pula dengan 23 pemain yang tergabung dalam skuad Tim Panser. Tidak terkecuali, Franz Beckenbauer, legenda sepakbola Jerman yang menjadi Ketua Panitia Penyelenggara PD 2006 yang semula mengeritiknya.

Kontrak Klinsmann berakhir pada hari Minggu 9 Juli lalu dan ia tidak mau menerima kontrak baru. Pihak DFB tampaknya telah salah langkah dalam membujuk Klinsmann. Sebelum laga penting melawan Italia di babak semifinal, DFB mendesak Klinsmann untuk menyatakan sikapnya. Waktu itu, DFB memberinya waktu 5 minggu. Cara DFB itu, menurut Oliver Bierhoff, malah memperburuk situasi. Apalagi Klinsmann telah menyatakan tidak akan melanjutkan melatih skuad Jerman setelah PD 2006. Semestinya DFB memberi Klinsmann waktu untuk berpikir dan berunding bersama keluarganya. Cara itu malah akan membuatnya dengan memutuskan untuk meninggalkan tim lebih cepat, kata Bierhoff.

Dugaan Bierhoff terbukti. Klinsmann akhirnya tidak memperpanjang kontraknya. Klinsmann sempat ditawari melatih skuad Amerika Serikat tapi ia menyatakan tidak berminat melatih tim negeri lain.

sumber Klinsmann Letakkan Jabatan : LiputanBola.Com
KLINSMANN LETAKKAN JABATAN

FIFA Investigasi Insiden Zidane Seputar Berita Dunia Sepak Bola

FIFA INVESTIGASI INSIDEN ZIDANE SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

FIFA INVESTIGASI INSIDEN ZIDANE


Setelah timbul isu "teroris" dan "rasisme" serta disusul pengakuan terbuka dari sang "korban", Materazzi, yang mengaku menghina Zidane, akhirnya FIFA selaku organisasi tertinggi sepakbola di dunia memutuskan untuk melakukan investigasi terhadap tindakan Zidane dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"FIFA akan membuka investigasi disipliner terhadap tindakan Zidane sehingga memungkinkan untuk mengklarifikasi sedapat mungkin situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi pada saat insiden itu berlangsung," demikian pernyataan resmi FIFA yang dilansir hari ini seperti yang dikutip Reuters.

Sampai saat ini, meskipun Materazzi telah mengakui perbuatannya yang melontarkan kalimat penghinaan terhadap Zidane, tapi apa yang sebenarnya terjadi pada saat kedua pemain itu terlibat konfrontasi masih menjadi misteri. Materazzi dengan tegas menolak anggapan yang beredar luas di berbagai media massa bahwa ia telah melontarkan kalimat "seorang teroris".

Televisi terkemuka di Inggris, BBC mempunyai dua versi tentang kalimat yang diucapkan Materazzi. BBC Radio Five Live meminta bantuan seorang tuna wicara yang ahli dalam membaca gerak bibir, Jessica Rees. Hasilnya, kata-kata hinaan Materazzi itu berbunyi: "Kamu anak seorang pelacur teroris." Kata-kata inilah yang dilansir sebagian besar media massa di Inggris edisi Selasa, 11 Juli.

Sementara, program Ten O'Clock News, juga dari BBC, meminta bantuan para ahli untuk mengamati tayang ulang insiden tersebut. Hasilnya, kalimat pertama Materazzi adalah "tidak" sebelum kemudian ia mengatakan "tenangkanlah dirimu" kepada Zidane. Lalu, Materazzi menuding Zidane sebagai seorang "pembohong" dan mengatakan "kematian yang buruk bagi kamu dan keluargamu".

Menurut Piara Powar, Koordinator Kelompok Anti-Rasis, Kick It Out, seperti yang diungkapkannya kepada Five Live mengatakan jika terdapat bukti adanya kata rasis maka FIFA harus mengambil tindakan kepada Materazzi. Pendapat itu didukung Ketua Wasit FA Inggris, Keith Hackett. "FIFA seyogyanya melakukan aksi retrospektif untuk kebaikan pertandingan itu sendiri," kata Hackett.

Insiden itu sendiri mengundang kontroversi. Pasalnya, pelatih timnas Prancis Raymond Domenech, dan striker Thierry Henry menuding wasit Horacio Elizondo telah menyalahi aturan main dengan mengeluarkan keputusan berdasarkan tayang ulang video yang dilihat ofisial keempat yang bertugas saat itu, Luis Medina Cantalejo dari Spanyol.

Namun, opini seperti itu ditolak mentah-mentah oleh FIFA. "Insiden tersebut benar-benar terlihat oleh ofisial keempat, Luis Medina Cantalejo yang berada di pinggir lapangan pertandingan. Cantalejo sendiri yang memberi kabar kepada wasit dan hakim garis tentang insiden tersebut melalui sistem komunikasi," tambah pernyataan FIFA.

Ironisnya, meskipun telah melakukan tindakan kasar dan mendapat kartu merah, kurang lebih 12 jam kemudian, dunia sepakbola, khususnya FIFA, terkejut dengan hasil voting para jurnalis yang menetapkan Zidane sebagai Pemain Terbaik di PD 2006.

FIFA mengaku tidak dapat mengkonfirmasi berapa banyak jumlah suara yang masuk sebelum insiden itu terjadi. "Kotak suara yang terdapat di media centre Berlin, terbuka sampai tengah malam pada hari dimana partai final berlangsung," kata FIFA.

Jadi, tambah pernyataan FIFA, "Tidak mungkin untuk menentukan berapa banyak jurnalis yang memberikan suaranya sebelum dan ketika partai final itu berlangsung. Sebab, kertas suara tidak akan dihitung sebelum deadline tiba."

sumber FIFA Investigasi Insiden Zidane : LiputanBola.Com
FIFA INVESTIGASI INSIDEN ZIDANE

Barca Menang Lagi Seputar Berita Dunia Sepak Bola

BARCA MENANG LAGI SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

BARCA MENANG LAGI



Barcelona kian mantap di posisi puncak klasemen Liga Spanyol setelah mengalahkan Villareal 2-0 di Stadion El Madrigal, Villareal, Senin . Ini merupakan pertandingan kesebelas berturut-turut El Barca tanpa kekalahan, tujuh pertandingan terakhir berkesudahan dengan kemenangan buat tim asuhan Frank Rijkard.


Barcelona tampil di kandang Villareal dengan kekuatan penuh. Sejak pertandingan dimulai mereka langsung menyerang. Gol perdana Barca tercipta pada menit 24 akibat bunuh diri Juan Manuel Pena. Pemain Bolivia itu lagi-lagi membantu lawan. Tendangan keras Deco di menit 63 mengenai bahunya sehingga bola berubah arah dam mengecoh kiper Sebastian Viera.


Memasuki menit 88, El Barca harus bermain dengan 10 pemain. Bek Rafael Marquez diganjar kartu merah oleh wasit. Namun, keunggulan jumlah pemain gagal dimanfaatkan oleh tim berjuluk Yellow Submarines tersebut. Usaha menyodok ke tiga besar klasemen pun pupus. Villareal harus puas berada di urutan enam dengan nilai 23.


Sementara Deportivo La Coruna berhasil menundukkan Sevilla dengan skor 2-0. Permainan kedua tim berlangsung keras. Wasit mengeluarkan sebanyak 11 kartu kuning dan dua kartu merah untuk para pemain kedua kesebelasan.


Pada menit 25, wasit menunjuk titik penalti setelah pemain La Coruna Joan Capdevila diganjar Daniel Alves di dalam kotak 16 meter. Penjaga gawang Sevilla Andres Palop mampu memblok tendangan Diego Tristan. Namun wasit memerintahkan penalti diulang. Kali ini, Tristan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.


Kesialan Sevilla belum berakhir. Enzo Maresca mendapat kartu merah. Bekas pemain Juventus itu memprotes keras keputusan wasit untuk mengulang penalti. Bermain dengan 10 pemain membuat tuan rumah kewalahan menghadapai Deportivo. Sanchez Victor berhasil menggandakan keunggulan.


Pada babak kedua, Sevilla bermain dengan sembilan pemain setelah Alves diusir wasit karena mendapat kartu kuning kedua. Super Depor kembali memperoleh hadiah penalti setelah Pedro Munitis dijatuhkan di kotak terlarang. Namun Sebastian Taporda gagal memanfaatkannya. Hasil kemenangan ini membawa Deportivo naik ke peringkat tujuh.

sumber Barca Menang Lagi : LiputanBola.Com
BARCA MENANG LAGI

Materazzi: Zidane Super Arogan! Seputar Berita Dunia Sepak Bola

MATERAZZI: ZIDANE SUPER AROGAN!


Untuk pertama kalinya sejak insiden yang memalukan itu terjadi, Marco Materazzi membuka alasannya yang melontarkan kalimat "penghinaan" terhadap kapten tim Prancis, Zinedine Zidane dalam pertandingan babak final PD 2006 di Berlin, 9 Juli lalu.

Seperti yang dilansir harian olahraga terkemuka Italia, La Gazzetta dello Sport, Materazzi mengaku ia melakukan penghinaan itu karena tidak suka dengan sikap Zidane yang dianggapnya sangat arogan ketika kedua pemain terlibat adu mulut beberapa saat sebelum insiden itu terjadi.

"Saya memegang kaosnya untuk beberapa saat. Lalu, ia berbalik dan mengejek saya, melihat muka saya dengan sangat arogan, dan berkata: 'Jika kamu benar-benar ingin memiliki kaos saya, kamu akan mendapatkannya nanti," kata Materazzi mengisahkan kejadian tersebut. "Memang benar saya melakukan penghinaan itu," imbuh Materazzi.

Ketika ditanya apakah ia telah menghina saudara perempuan atau ibu Zidane, Materazzi berkilah, "Hinaan seperti itu sering terdengar ribuan kali dan terucap begitu saja dari mulut saya." "Saya benar-benar tidak mengatakan dia seorang teroris. Bahkan, saya pun tidak tahu apa teroris Islam itu. Satu-satunya teroris bagi saya adalah dia," kata Materazzi sambil menunjuk anak perempuannya yang baru berusia 10 bulan yang sedang tertidur di samping tempat duduknya dalam pesawat yang membawa pulang timnas Italia. "Saya tidak menghina ibu Zidane. Sebab, bagi saya seorang ibu sangat suci," imbuhnya.

Mengomentari insiden tersebut, harian Corriere della Sera menyatakan Materazzi kehilangan ibunya ketika ia masih berumur 14 tahun. Karena itu, Materazzi tidak mungkin menghina ibu Zidane.

Sementara, menurut berita yang dilansir salah satu televisi di Brasil, Globo, tindakan 'gila' Zidane itu disebabkan karena provokasi Materazzi yang menyebut saudara perempuan Zidane sebagai seorang pelacur. Fantastico, salah satu program siaran di Globo yang mempekerjakan seorang ahli lip-reader, mengklaim Materazzi melontarkan kalimat menghina saudara perempuan Zidane itu sebanyak dua kali sebelum Materazzi menyebut kata-kata "kutukan" terhadap Zidane.

sumber Materazzi: Zidane Super Arogan! : LiputanBola.Com
MATERAZZI: ZIDANE SUPER AROGAN!