Minggu, 03 Agustus 2008

Kegagalan Iran di Mata Hashemian Seputar Berita Dunia Sepak Bola

KEGAGALAN IRAN DI MATA HASHEMIAN SEPUTAR BERITA DUNIA SEPAK BOLA

KEGAGALAN IRAN DI MATA HASHEMIAN

Salah satu tim raksasa Asia, Iran, dalam PD 2006 lalu awalnya berharap dapat mencuri satu tempat dari dua tim terbaik dari Grup D yang diisi tim unggulan Meksiko, Portugal, dan tim debutan dari Afrika, Angola.

Setelah gagal menembus putaran final PD 2002 lalu di bawah asuhan Miroslav Blazevic, Iran mulai menunjukkan grafik penampilan yang positif sejak ditangani Branko Ivankovic. Setelah menjuarai Asian Games 2002 dan lolos ke PD 2006, publik Iran meyakini kombinasi pemain tua-muda yang dipilih Ivankovic merupakan komposisi tim terbaik Iran sepanjang masa. Wajarlah, kalau target lolos ke babak 16 besar diusung, meskipun harus bersaing dengan dua tim tangguh, Meksiko dan Portugal.

Namun, kenyataan di lapangan berbanding terbalik dengan harapan semula. Ali Daei dkk hanya mampu meraih satu angka dari tiga pertandingan grup, hasil bermain imbang 1-1 dengan Angola di pertandingan terakhir.

Menurut striker Vahid Hashemian, seperti yang diungkapkannya kepada harian Iran, Sedaye Alman, penampilan mengecewakan timnya di Jerman itu disebabkan dua faktor. "Pertama, problem utama kami di PD 2006 lalu adalah masalah kondisi fisik para pemain. Kondisi fisik tim langsung melorot ketika pertandingan mulai memasuki menit ke-60. Otomatis, kami langsung tertekan dan harus bertahan," kata Hashemian, yang mendapat julukan Helicopter itu.

Menurut penyerang yang tergabung dengan klub Bundesliga, Hanover 96 itu, latihan yang selama ini dijalani tim ternyata tak cukup. "Kondisi fisik kami mungkin cukup untuk pertandingan domestik dan Asian Games, tapi tidak untuk pertandingan di level Piala Dunia," ujarnya. Kurangnya pertandingan pemanasan juga dipandang Hashemian sebagai penyebab terpuruknya mereka di Jerman. "Beberapa tim enggan untuk bertanding melawan kami," kata Hashemian tanpa mau menyebutkan alasan politis di balik penolakan tim-tim tersebut.

Selain faktor fisik, faktor kedua yang menjadi penyebab kegagalan Iran, menurut mantan penyerang Bayern Muenchen, itu adalah faktor kebersamaan tim. "Memang, kami tidak harus atau tidak perlu bersikap sebagai teman di luar lapangan. Tetapi, ketika memasuki lapangan kami seharusnya mampu bersatu padu. Dalam hemat saya, kami tampil seadanya, tidak bermain secara tim dalam arti sebenarnya," kata Hashemian.

Penyerang yang hari Jum'at, 21 Juli, lalu genap berusia 30 tahun itu menolak jika kegagalan Iran di PD 2006 dibebankan kepada Ivankovic seorang. "Saya bukannya mau membela Branko, meskipun ia sendiri telah melakukan kesalahan. Tapi, adalah sikap yang tidak dapat diterima jika menudingnya sebagai biang keladi kegagalan Timnas Iran di Jerman," ujar Hashemian.

sumber Kegagalan Iran di Mata Hashemian : LiputanBola.Com
KEGAGALAN IRAN DI MATA HASHEMIAN

Tidak ada komentar: